Hajir Marawis Masjid Baitussalam

Hajir Marawis Masjid Baitussalam
foto saat tampil

Selasa, 23 Maret 2010

NAMA-NAMA KELUARGA (FAM / QABILAH) ALAWIYYIN

Berikut Nama-nama keluarga Ba'alwy (Alawiyyin) yang sampai saat ini masih ada keturunannya (tidak terputus) yaitu :

1. Mauladdawilah
2. Muqeybel
3. Maulakhailah
4. Bin Sahil Khailah
5. Bin Yahya
6. Bahsin Al-Mahar
7. Ba'bud Khurbashan
8. Al-Mahjub
9. Al-Hinduan
10. Assegaf
11. As-Shafi Assegaf
12. Alaydrus
13. Al-Bayti
14. Ba'agil
15. Bahsin
16. Al-Musawa
17. Al-Fakher
18. Al-Mahjub
19. Bin Quthban
20. Al-Munawwar
21. Al-Musyayyach
22. Al-Wahath
23. Banahsan
24. Bin Shahab
25. Al-Hadi
26. Al-Masyhur
27. Az-Zahir
28. Bin Agil
29. Al-Atthas
30. Bin Syaich Abu Bakar
31. Al-Muhdhor
32. Al-Hiyed
33. Al-Khamur
34. Al-Hamid
35. Abu Futaym
36. Al-Haddar
37. Bin Jindan
38. Al-Masileh
39. Barroum
40. Al-Junaid Al-Akhdhor
41. As-Syilli
42. Babereyk
43. Kherid
44. Baraqbah
45. Ba'bud Dibjan
46. Al-Manfar
47. Bin Hamid Manfar
48. Marzaq
49. Al-Masyhur Marzaq
50. Mudhir
51. Al-Mutohhar
52. Abu Numai
53. Abu Numai As-Syathiri
54. Al-Madihij
55. Fad'aq
56. Al-Habsyi
57. Asshatiry
58. Basyaiban
59. Jamalullail
60. Bin Sahil
61. Bahasan
62. Al-Qadri
63. Baharun
64. As-Sirri
65. Al-Junaid
66. Bilfaqih
67. Al-Baidh
68. Balghaits
69. Al-Jufri
70. As-Shafi Al-Jufri
71. Al-Bahar
72. Al-Kaaf
73. Ba'umar
74. Al-Baar
75. Ba'ali
76. Al-Khaidah
77. Al-Hamel
78. Khaneyman
79. Al-Haddad
80. Bafaraj
81. Basakutah
82. Basurrah
83. Al-Hudayli
84. Al-Auhaj
85. Al-Bayti Auhaj
86. Aidid
87. Bafaqih
88. Bahasyim
89. An-Nadhir
90. Bin Smith
91. Bin Thahir
92. Ba'bud Maghfun
93. Aal-Adzamat Khan (data silsilah tidak tercatat)

Sedangkan nama-nama qabilah Ba'Alwy (Alawiyyin) yang diperkirakan saat ini sudah tidak ada keturunannya (terputus) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Al-Ibrahim
2. Al-Ismail
3. Al-Barakat
4. Al-Babathinah
5. Jadid
6. Hamdun
7. Al-Dahum
8. Al-Dzi'bu
9. Ar-Rusy
10. Al-Battah
11. At-Turabi
12. Al-Jazirah
13. Hamidan
14. Al-Balahsyasy
15. Al-Khuun
16. Al-Rausyan
17. As-Sakran
18. Al-A'yun
19. Al-Basri
20. A-Bajahdab
21. Al-Jannah
24. Al-Dzahb
25. Ar-Rukhailah
26. Al- Bin Semithan
27. Al-Basyamilah
28. As-Syahid
29. Ad-Dhu'ayyif
30. Al-Ghazali
31. Al-Ghumri
32. Al-Faqih
33. Al-Qaidhi
34. Al-Karisyah
35. Abu Maryam
36. Al-Maqdi
37. Al-Maknun
38. Al-Wara'
39. Al-Syabsabah
40. As-Syanbal
41. Bin Syaikhan
42. As-Shadiq
43. At-Toha
44. Al-Adeni
45. Al-Ali Lala
46. Al-Muqlaf
47. An-Nuqa'i
48. As-Syaibah
49. Al-Ghusn
50. Al-Ghaidi
51. Al-Fardhi
52. Al-Qari'
53. Al-Kadad
54. Al-Maghrum
55. An-Nahwi
56. Al-Jailani

Keluarga Alawiyyin diatas adalah keturunan dari Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi, sedangkan yang bukan dari keturunan Alwi bin Ubaidillah bin ahmad bin Isa bin Muhammad bin ali al-Uraidhi adalah sebagai berikut (diantaranya adalah keturunan dari al-Hasani) :

1. Al-Hasni
2. Al-Mashur Al-Hasni
3. Al-Jailani
4. Al-Musa al-Kadzim
5. Al-Qadiri
6. Al-Barakwan
7. Al-Maghrabi
8. Al-Mahdali
9. Ar-Rifa'i
10. Al-Anggawi
11. Bin Syuaib
12. Al-Balakhi
13. Al-Qudsi

Sedangkan yang tidak berada di Indonesia doperkirakan lebih dari tiga puluh qabilah, diantaranya Abu Numai al-Hasni yaitu leluhur almarhum Raja Husein (Yordania) dan sepupunya almarhum Raja Faisal (mantan Raja Iraq) dan qabilah al-Idrisi, yaitu leluhur mantan raja-raja di Tunisia dan Libya.

* sumber : Maktab Daimi - Rabithah Alawiyah

kanker lidah (just information)

Hasil copas neh guys! gw cuman mo share aj, banyak juga temen2 gue yg perokok..
jd mo berbagi inpo aja bagi perokok ato yg lg mo blajar ngerokok..

Jangan remehkan asap rokok.
Asap yang lama mengepul di rongga mulut dan terkena lidah bisa memicu kanker lidah.
Drg Tuti Octavira yang praktik di Klinik Bakti Asih, Pondok Kacang Ciledug, Tangerang, mengatakan, pada stadium awal, kanker lidah ditandai dengan lesi atau kelainan prakanker.

"Kelainan prakanker atau lesi tersebut berbentuk bercak putih pada mukosa atau lapisan dalam rongga mulut berupa pengerasan, yang disebut leukoplakia. Umumnya, kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Dia juga mengatakan, penyebab terbesar terjadinya kanker lidah karena merokok, terutama yang lebih dari 2 pak per hari. Risiko tersebut akan meningkat jika mengonsumsi alkohol.

Penyebab lainnya karena tambalan atau gigi yang tajam yang menimbulkan trauma pada lidah. Asap rokok yang mengumpul di rongga mulut ternyata memicu kanker. Lidah bisa mengering karena paparan asap rokok.
"Kalau itu terpapar bolak-balik mekanismenya akan bekerja berlebihan. Akhirnya orang yang berbakat untuk kanker, sel-selnya berubah menjadi ganas yang akhirnya akan menjadi kanker lidah," ucap dokter kelahiran Medan, 6 Oktober 1981.

Ketidakbersihan mulut dan gigi sehingga membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan akhirnya berkembang menjadi kanker juga bisa menjadi pemicu dari kanker lidah.
Sementara itu, dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Global Medika, Tangerang, Dr Asterina Suhardi Sp THT-KL mengatakan, lidah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu 2/3 depan (anterior) yang dapat digerakkan (termasuk dalam bagian dari rongga mulut) dan 1/3 belakang (posterior) yang tidak dapat bergerak (termasuk dalam bagian orofaring).

"Mereka merupakan satu kesatuan, walaupun berasal dari perkembangan jaringan embrio yang berbeda," ujar dokter yang juga praktik di RS Eka Tangerang.
Asterina juga mengatakan, insiden kanker lidah meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Umumnya terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi saat ini telah terjadi pergeseran usia karena banyak ditemukan pada usia muda.

"Pria lebih banyak daripada wanita dengan perbandingannya adalah 2:1. Namun, hal ini mulai bergeser karena banyaknya wanita perokok," sebut dokter yang juga praktik di RS Royal Taruma, Grogol, Jakarta Barat. Faktor predisposisi utama terjadinya kanker lidah ini adalah alkohol dan tembakau. Selain itu, pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis, dan genetik.

Kanker lidah, Asterina menyebutkan, yang paling sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa. Adapun untuk jenis lainnya jarang terjadi. Kanker lidah umumnya terjadi pada bagian tepi lateral, bisa berbentuk eksofitik, infiltratif, dan ulkus

"Gejala kanker lidah ini biasanya terdapat luka (ulkus) seperti seriawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri lokal, nyeri yang menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, pergerakan lidah menjadi semakin terbatas. Pada stadium lanjut terjadi kesulitan untuk membuka mulut (trismus) dan adanya pembesaran kelenjar leher," sebut dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti angkatan 1989 ini.

Asterina menuturkan, pencegahan kanker lidah ini, tentunya dengan menghindari faktor-faktor risiko yang bisa mencetuskan timbulnya kanker lidah tersebut. Menurut beberapa penelitian pencegahan terjadinya kanker lidah dimulai dari premalignant (awal dari keganasan) menjadi malignant (keganasan). Untuk mencegah timbulnya tumor kembali di tempat yang berbeda (second primary tumor) yakni dicegah dengan menstabilisasikan membran mukosa..

Minggu, 21 Maret 2010

Pengertian ratib menurut bahasa dan istilah

Kumpulan lafadz ayat Quran, dzikir dan doa yang disusun sedemikian rupa dan dibaca secara rutin dan teratur. Boleh dibilang bahwa rati itu artinya adalah kumpulan doa dan dzikir yang dibaca rutin.

Kalau kita ke toko buku Islam, pasti kita akan mendapatkan begitu banyak buku yang isinya kumpulan doa dan dzikir. Tentu saja versinya sangat banyak, sesuai dengan latar belakang masing-masing penyusun.

Meurut Habib Mundzir, pimpinan majelis Rasulullah, karena kumpulan doa ini semakin menyebar dan meluas, dan memang dibaca secara berkesinambungan, maka digelari Ratib, lalu dialek kita menamakannya Ratiban, doa ratib, ratib haddad, ratib alatas dan gelar gelar lainnya. Padahal mereka yang merangkumnya itu tak menamakannya demikian, namun bahasa sebutan dari waktu ke waktu yang menamakannya dengan nama itu.

Ratib Pengganti Hiburan

Dalam sejarah, ratib kemudian dijadikan salah satu pendekatan moderat untuk menggantikan budaya pesta dan hura-hura yang kurang bermanfaat. Dahulu setiap ada hajatan apapun seperti perkawinan, membangun rumah, atau apa saja, dimeriahkan dengan berbagai pesta seperti nanggap wayang, ndangdutan, menggelar layar tancap, saweran, sajenan, judi bahkan mabuk mabukan dan lain sebagainya.

Maka para juru dakwah di masa itu pelan-pelan mengarahkan agar setiap acara dibacakan dzikir, baik sebagai tasyakur dan doa mohon keselamatan. Lalu jadilah ratib dibaca di berbagai hajatan.

Latar Belakang Disusunnya Ratib Al-Haddad

Sebuah sumber menyebutkan bahwa ratib ini disusun untuk menunaikan permintaan salah seorang murid sang penyusun, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut.

Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah sebagai suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu. Pertama kalinya Ratib ini dibaca di kampung ‘Amir sendiri, yaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Setelah itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim.

Pada tahun 1072 Hijriah (1661 Masehi). Biasanya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan nafalnya, setelah sholat Isya’. Pada bulan Ramadhan dibaca sebelum sholat Isya’ untuk memberi kelonggaran waktu menunaikan sholat Tarawih.

Di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat dipertahankan daripada pengaruh sesat tersebut.

Ketika Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad pun mula dibaca di Makkah dan Madinah. Sehingga saat ini Ratib tersebut dibaca setiap malam di Bab al-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa siapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh kali), ia mungkin dikurniakan dengan pengalaman yang di luar dugaannya.


wallahua'lam bissawab

manaqib imam haddad

( Abdullah > Alwi > Muhammad > Ahmad > Abdullah > Muhammad > Alwi > Ahmad Al-Haddad > Abubakar > Ahmad Al-Musrafah > Muhammad > Abdullah > Ahmad Al-Faqih > Abdurrahman > Alwi ’Ammil Faqih > Muhammad Shohib Mirbath > Ali Khali' Qasam > Alwi > Muhammad > Alwi > Ubaidillah > Ahmad AlMuhajir > Isa Ar-Rumi > Muhammad An-Naqib > Ali Al-'Uraidhi > Ja'far Ash-Shodiq > Muhammad Al-Baqir > Ali Zainal Abidin > Husain > Fatimah Az-Zahro > Muhammad SAW )



Habib Abdullah dilahirkan ke dunia pada malam Kamis 5 Shafar 1044 H di pinggiran kota Tarim, sebuah kota terkenal di Hadhramaut, Yaman. Beliau bermadzhab Syafi‘i. Nasabnya bersambung sampai kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib kwh, suami Fatimah binti Rasulillah.

Ayahnya, Habib Alwi bin Muhammad adalah seorang yang saleh dari keturunan orang-orang saleh. Di masa mudanya, beliau berkunjung ke kediaman Habib Ahmad bin Muhammad Al-Habsyi Shôhibusy Syi‘ib untuk memohon doa, Habib Ahmad berkata, “Anak-anakmu adalah anak-anak kami juga, mereka diberkahi Allah.”

Saat itu Habib Alwi tidak mengerti maksud ucapan Habib Ahmad. Namun, setelah menikahi Salma, cucu dari Habib Ahmad bin Muhammad, Habib Alwi baru sadar bahwa rupanya perkawinan ini yang diisyaratkan oleh Habib Ahmad bin Muhammad dalam ucapannya.

Sebagaimana suaminya, Salma adalah seorang wanita yang sholihah. Dari istrinya ini, Habib Alwi mendapat putra-putri yang baik dan saleh, di antaranya adalah Abdullah.

Ketika Abdullah berusia 4 tahun, ia terserang penyakit cacar. Demikian hebat penyakit itu hingga butalah kedua matanya. Namun, musibah ini sama sekali tidak mengurangi kegigihannya dalam menuntut ilmu. Ia berhasil menghapal Quran dan menguasai berbagai ilmu agama ketika terhitung masih kanak-kanak. Rupanya Allah berkenan menggantikan penglihatan lahirnya dengan penglihatan batin, sehingga kemampuan menghapal dan daya pemahamannya sangat mengagumkan.

Abdullah sejak kecil gemar beribadah dan riyâdhoh. Nenek dan kedua orang tuanya seringkali tidak tega menyaksikan anaknya yang buta ini melakukan berbagai ibadah dan riyâdhoh. Mereka menasihati agar ia berhenti menyiksa diri. Demi menjaga perasaan keluarganya, si kecil Abdullah pun mengurangi ibadah dan riyâdhoh yang sesungguhnya amat ia gemari. Ia pun kini memiliki lebih banyak waktu untuk bermain-main dengan teman-teman sebayanya. “Subhânallôh, sungguh indah masa kanak-kanak...,” kenang beliau suatu hari.

Di kota Tarim, Abdullah tumbuh dewasa. Bekas-bekas cacar tidak tampak lagi di wajahnya. Beliau berperawakan tinggi, berdada bidang, berkulit putih, dan berwibawa. Tutur bahasanya menarik, sarat dengan mutiara ilmu dan nasihat berharga.

Beliau sangat gemar menuntut ilmu. Kegemarannya ini membuatnya sering melakukan perjalanan untuk menemui kaum ulama. Beliau ra berkata, “Apa kalian kira aku mencapai ini dengan santai? Tidak tahukah kalian bahwa aku berkeliling ke seluruh kota-kota (di Hadramaut) untuk menjumpai kaum sholihin, menuntut ilmu dan mengambil berkah dari mereka?”

Beliau juga sangat giat dalam mengajarkan ilmu dan mendidik murid-muridnya. Banyak penuntut ilmu datang untuk belajar kepadanya. Suatu hari beliau berkata, “Dahulu aku menuntut ilmu dari semua orang, kini semua orang menuntut ilmu dariku.”

“Andaikan penghuni zaman ini mau belajar dariku, tentu akan kutulis banyak buku mengenai makna ayat-ayat Quran. Namun, di hatiku ada beberapa ilmu yang tak kutemukan orang yang mau menimbanya.”

Habib Abdullah mengamati bahwa kemajuan zaman justru membuat orang-orang saleh menyembunyikan diri; membuat mereka lebih senang menyibukkan diri dengan Allah. “Zaman dahulu keadaannya baik. “Dagangan” kaum sholihin dibutuhkan masyarakat, oleh karena itu mereka menampakkan diri. Zaman ini telah rusak, masyarakat tidak membutuhkan “dagangan” mereka, karena itu mereka pun enggan menampakkan diri,” papar beliau.

Beliau sangat menyayangi kaum fakir miskin. “Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum fakir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh orang-orang mukmin yang lemah.”

Beliau juga berkata, “Dengan sesuap (makanan) tertolaklah berbagai bencana.”

Beliau gemar berdakwah, baik dengan lisan maupun tulisan, kemudian mencontohkannya dalam amal perbuatan. Kegemarannya berdakwah menyebabkan ia banyak bergaul dan melakukan perjalanan. “Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapa pun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun Sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”

Keaktifannya dalam mendidik dan berdakwah membuatnya digelari Quthbud Da’wah wal Irsyâd. Beliau berkata, “Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat kepada tarekat (thorîqoh) dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat (haqîqoh) dengan bahasa hakikat; ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.”

Dalam kehidupannya, beliau juga sering mendapat gangguan dari masyarakat lingkungannya. “Kebanyakan orang jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa, bahwa gangguan-ganguan itu sebenarnya juga merupakan qodho dan qodar Allah, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka. Nabi saw bersabda, “Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoan-Nya; barang siapa tidak ridho, Allah akan murka kepadanya.”

Habib Abdullah mengetahui bahwa ada beberapa orang yang memakan hidangannya, tetapi juga memakinya. “Perbuatan mereka tidak mempengaruhi sikapku. Aku tidak marah kepada mereka, bahkan mereka kudoakan.”

Habib Abdullah tidak pernah menyakiti hati orang lain, apabila beliau terpaksa harus bersikap tegas, beliau kemudian segera menghibur dan memberikan hadiah kepada orang yang ditegurnya. “Aku tak pernah melewatkan pagi dan sore dalam keadaan benci atau iri pada seseorang,” kata Habib Abdullah.

Beliau lebih suka berpegang pada hadis Nabi saw: “Orang beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat dan tidak pula sabar menghadapi gangguannya.”

Beliau menulis dalam syairnya:

Bila Allah mengujimu, bersabarlah

karena itu hak-Nya atas dirimu.

Dan bila Ia memberimu nikmat, bersyukurlah.

Siapa pun mengenal dunia, pasti akan yakin

bahwa dunia tak syak lagi

adalah tempat kesengsaraan dan kesulitan.

Habib Abdullah tidak menyukai kemasyhuran atau kemegahan, beliau juga tidak suka dipuji. “Banyak orang membuat syair-syair untuk memujiku. Sesungguhnya aku hendak mencegah mereka, tetapi aku khawatir tidak ikhlas dalam berbuat demikian. Jadi, kubiarkan mereka berbuat sekehendaknya. Dalam hal ini aku lebih suka meneladani Nabi saw, karena beliau pun tidak melarang ketika sahabatnya membacakan syair-syair pujian kepadanya.”

Suatu hari beliau berkata kepada orang yang melantunkan qoshidah pujian untuk beliau, “Aku tidak keberatan dengan semua pujian ini. Yang ada padaku telah kucurahkan ke dalam samudra Muhammad saw. Sebab, beliau adalah sumber semua keutamaan, dan beliaulah yang berhak menerima semua pujian. Jadi, jika sepeninggal beliau ada manusia yang layak dipuji, maka sesungguhnya pujian itu kembali kepadanya. Adapun setan, ia adalah sumber segala keburukan dan kehinaan. Karena itu setiap kecaman dan celaan terhadap keburukan akan terpulang kepadanya, sebab setanlah penyebab pertama terjadinya keburukan dan kehinaan.”

Beliau tak pernah bergantung pada makhluk dan selalu mencukupkan diri hanya dengan Allah. “Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanan-Nya.” Beliau juga berkata, “Aku tidak melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena aku menganggap orang itu hanyalah perantara saja.”

Mutiara Perkataan Alhabib Abdullah Bin Alwi Alhaddad

Hendaklah engkau pada zaman seperti sekarang ini, tidak memilih duduk berbincang-bincang bersama seseorang, kecuali jika merasa yakin dapat memperoleh manfaat darinya dalam agamamu.

Ilmu apabila masuk dalam hati dinamakan nuur (cahaya), akan tetapi jika masuk ke dalam hawa nafsu dinamakan naar (api).

Janganlah kamu menggunjing terhadap muslim manapun, atau menjelek-jelekkannya di belakangnya, atau memata-matainya, atau mencari-cari kesalahannya, sebab semua itu dapat menimbulkan kemurkaan Allah terhadap dirimu sendiri.

Orang yang berbahagia itu adalah orang yang mampu mengikuti teladan para pendahulunya yang shalih, dan selalu menuntut dirinya sendiri agar menempuh jalan mereka yang lurus.

Pembicaraan seseorang yang ikhlas dan jujur laksana suatu cahaya dan berkah bagi pendengarnya, walaupun tidak fasih dalam menyampaikannya.

Pembicaraan seseorang dengan sifat riya’ dan memaksakan diri, adalah laksana kegelapan dan sia-sia, walaupun sangat fasih dalam menyampaikannya.

Perbanyaklah membaca Al-Qur’an, dengan penuh khusyuk dan tadabur (merenungi maknanya), dan sering-seringlah berdzikir secara rutin dengan penuh konsentrasi dan kehadiran hati.

Saya berpesan hendaknya kamu tidak merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Apabila perasaan seperti itu terlintas dalam hatimu, sadarilah segera betapa kamu sudah seringkali melakukan kesalahan-kesalahan di masa lalu.

Saya berpesan kepada diri saya sendiri dan kepada saudaraku agar senantiasa bersikap rendah hati, terutama terhadap Allah serta hamba-hamba-Nya yang beriman, berlapang dada dan membersihkan hati dari rasa dendam, dengki dan permusuhan terhadap siapa pun di antara kaum muslimin.

Usahakanlah kalian selalu bersahabat dengan orang-orang yang berakhlak mulia agar dapat meneladani perilaku baik mereka dan sekaligus bisa mendapatkan keuntungan dari perbuatan dan ucapan mereka.

Biasakanlah pula untuk berkunjung kepada mereka yang masih hidup dan berziarah kepada mereka yang telah tiada disertai dengan rasa penuh keikhlasan, penghormatan dan penghargaan. Dengan demikian kalian akan mendapatkan manfaat dan limpahan barokah dari Allah melalui keberadaan mereka.
Pada zaman ini memang sedikit sekali manfaat yang dapat diperoleh melalui orang-orang yang shalih. Hal ini dikarenakan kurangnya penghormatan dan lemahnya husnuzh zhan terhadap mereka. Itulah sebabnya kebanyakan orang di zaman sekarang tidak memperoleh barokah dari mereka itu.

Orang zaman sekarang tidak bisa lagi menyaksikan berbagai peristiwa menakjubkan yang muncul karena kedudukan mereka yang telah memperoleh karomah dari Allah swt. Merekapun mengira bahwa pada zaman ini sudah tidak ada lagi orang-orang yang disebut sebagai wali. Dugaan yang demikian itu tidaklah benar sama sekali. Alhamdulillah para wali itu masih cukup banyak, yang tampak maupun yang tersembunyi. Namun tak ada yang bisa mengenali identitas mereka itu kecuali orang-orang yang telah mendapatkan anugerah cahaya kebenaran dan kebesaran Allah dalam hatinya dan mereka selalu berhusnuzh zhan kepada mereka.

Hindarilah bergaul dengan orang-orang yang berakhlak buruk dan bermoral rendah. Jauhilah pergaulan dengan mereka, karena dengan menjadikan mereka itu sahabat kalian, maka hanya kerugian dan malapetakalah yang akan kalian alami di dunia maupun di akhirat. Pergaulan seperti itulah yang membengkokkan sesuatu yang lurus, dan yang lebih parah lagi mengakibatkan rusaknya hati dan agama. Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh seorang penyair : ”Orang yang berkudis takkan menjadi sehat kembali akibat bergaul dengan orang yang sehat, namun orang yang sehat gampang tertular penyakit akibat bergaul dengan orang yang berkudis.”

Jumat, 19 Maret 2010

BAB : KEWAJIBAN UTK MEMPERBAIKI DZOHIR DAN BATHIN

atas kalian wahai saudara"ku agar memperbaiki bathin mu sehingga menjadi lebih baik dari dzohir mu, hal itu disebabkan BATHIN ADALAH PENENTU YG SEBENARNYA (setiap perbuatan tergantung pada niatnya/bathin) ADAPUN DZOHIR HANYALAH SEBATAS PANDANGAN MANUSIA.
Dan ALLAH SWT tidak menyebutkan bathin (sirr) dan dzohir ('alan) kecuali di dahulukan dengan bathin (karena lebih utama).
Dan RASULULLAH SAW berdoa " YA ALLAH, jadikanlah bathin KU lebih baik dari pada dzohir KU, dan jadikanlah dzohirKU sebagai dzohir yg baik".
Ketika bathin menjadi baik maka pasti dzohir jg akan menjadi baik, sesungguhnya dzohir selalu menjadi pengikut bathin disetiap keadaan baik ataupun buruk. RASULULLAH SAW bersabda " sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpalan, apabila gumpalan itu baik maka akan baik pula seluruh anggota jasad, dan apabila gumpalan itu buruk maka akan buruk pula seluruh anggota jasad, gumpalan tersebut adalah hati".

(KETAHUILAH)
barang siapa yang mengaku bahwa bathinnya baik akan tetapi dzohirnyalah yg merusak dengan meninggalkan keta'atan kpd ALLAH SWT, maka dia adalah pembohong,
dan barang siapa yang berusaha dalam memperbaiki dzohirnya dengan memperindah (penampilannya, keadaannya, ucapannya, gerak - geriknya, diamnya, berdiri dan duduknya) akan tetapi dia membiarkan bathinnya terdidih oleh akhlak-akhlak yg tercela maka dia adalah dari golongan orang-orang yg riya yang bertentangan kepada ALLAH SWT.

maka berhati - hatilah kamu wahai saudara KU, dan apabila kamu tidak mampu menjadikan bathin mu lebih baik dari dzohir mu, setidaknya keduanya seimbang. ketahuilah!! ini adalah langkah pertama bagi seorang hamba yang berjalan untuk mengenal ALLAH SWT.
SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN KEMAMPUAN (taufiq) KEPADA KITA


dikutip dari : http://www.facebook.com/group.php?gid=220745484115#!/topic.php?uid=156671048429&topic=19641

Sungai di Bawah Laut di Meksiko :

Keberadaan sungai di dalam laut Mexico kini tengah menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Ada yang percaya, namun tidak jarang pula ada yang tidak yakin akan keberadaan sungai yang ada di bawah kedalaman laut tersebut. Sungai yang ada dibawah laut dengan kedalaman 30 meter tersebut ditemukan oleh salah seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin di perarian Mexico. Di dekat sungai bawah laut ini ditemukan pula pohon-pohon layaknya seperti sungai yang ada di daratan.

Berikut adalah beberapa foto sungai di bawah laut yang diperoleh blog Karo Cyber dari berbagai sumber situs internet.
Sungai Bawah Di Laut Mexico tepatnya di cenote angelita meksiko, jika di selami sekitar 30 meter maka akan terdapat gua dan air sungainya juga terasa tawar, tapi jika di selami 60 meter maka airnya berubah menjadi asin, di sana memang benar terdapat sungai bawah laut yang juga lengkap dengan pepohonan, memang di dunia ini tak pernah kita bisa tebak.

Berikut Ini Foto-Foto Sungai di Bawah Laut di Meksiko :

Sungai di bawah laut

March 12 2010

Foto dan Video Sungai di Bawah Laut Di Meksiko

Tagged Under : ,



  • (free)

Foto dan Video Sungai di Bawah Laut Di Meksiko – Keberadaan sungai di dalam laut Mexico kini tengah menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Ada yang percaya, namun tidak jarang pula ada yang tidak yakin akan keberadaan sungai yang ada di bawah kedalaman laut tersebut. Sungai yang ada dibawah laut dengan kedalaman 30 meter tersebut ditemukan oleh salah seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin di perarian Mexico. Di dekat sungai bawah laut ini ditemukan pula pohon-pohon layaknya seperti sungai yang ada di daratan.

Berikut adalah beberapa foto sungai di bawah laut yang diperoleh blog Karo Cyber dari berbagai sumber situs internet.
Sungai Bawah Di Laut Mexico tepatnya di cenote angelita meksiko, jika di selami sekitar 30 meter maka akan terdapat gua dan air sungainya juga terasa tawar, tapi jika di selami 60 meter maka airnya berubah menjadi asin, di sana memang benar terdapat sungai bawah laut yang juga lengkap dengan pepohonan, memang di dunia ini tak pernah kita bisa tebak.

Berikut Ini Foto-Foto Sungai di Bawah Laut di Meksiko :

Sungai di bawah laut

Sungai Di Bawah Laut

Sungai Di Bawah Laut

Sungai Di Bawah Laut

Sungai Di Bawah Laut

Sungai Di Bawah Laut

Sungai Di Bawah Laut

RATIB ALHADDAD Pengertian secara Istilah

Kumpulan lafadz ayat Quran, dzikir dan doa yang disusun sedemikian rupa dan dibaca secara rutin dan teratur. Boleh dibilang bahwa rati itu artinya adalah kumpulan doa dan dzikir yang dibaca rutin.

Kalau kita ke toko buku Islam, pasti kita akan mendapatkan begitu banyak buku yang isinya kumpulan doa dan dzikir. Tentu saja versinya sangat banyak, sesuai dengan latar belakang masing-masing penyusun.

Meurut Habib Mundzir, pimpinan majelis Rasulullah, karena kumpulan doa ini semakin menyebar dan meluas, dan memang dibaca secara berkesinambungan, maka digelari Ratib, lalu dialek kita menamakannya Ratiban, doa ratib, ratib haddad, ratib alatas dan gelar gelar lainnya. Padahal mereka yang merangkumnya itu tak menamakannya demikian, namun bahasa sebutan dari waktu ke waktu yang menamakannya dengan nama itu.

Ratib Pengganti Hiburan

Dalam sejarah, ratib kemudian dijadikan salah satu pendekatan moderat untuk menggantikan budaya pesta dan hura-hura yang kurang bermanfaat. Dahulu setiap ada hajatan apapun seperti perkawinan, membangun rumah, atau apa saja, dimeriahkan dengan berbagai pesta seperti nanggap wayang, ndangdutan, menggelar layar tancap, saweran, sajenan, judi bahkan mabuk mabukan dan lain sebagainya.

Maka para juru dakwah di masa itu pelan-pelan mengarahkan agar setiap acara dibacakan dzikir, baik sebagai tasyakur dan doa mohon keselamatan. Lalu jadilah ratib dibaca di berbagai hajatan.

Latar Belakang Disusunnya Ratib Al-Haddad

Sebuah sumber menyebutkan bahwa ratib ini disusun untuk menunaikan permintaan salah seorang murid sang penyusun, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut.

Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah sebagai suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu. Pertama kalinya Ratib ini dibaca di kampung ‘Amir sendiri, yaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Setelah itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim.

Pada tahun 1072 Hijriah (1661 Masehi). Biasanya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan nafalnya, setelah sholat Isya’. Pada bulan Ramadhan dibaca sebelum sholat Isya’ untuk memberi kelonggaran waktu menunaikan sholat Tarawih.

Di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat dipertahankan daripada pengaruh sesat tersebut.

Ketika Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad pun mula dibaca di Makkah dan Madinah. Sehingga saat ini Ratib tersebut dibaca setiap malam di Bab al-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa siapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh kali), ia mungkin dikurniakan dengan pengalaman yang di luar dugaannya.


wallahua'lam

Kamis, 18 Maret 2010

the bestfriend

gue dapet artikel tentang sahabat lumayan iseng2 gue tagin ke orang2 (sorry kalo lancang main tag aja) yang punya sahabat ato perkumpulan (genk) gitu. smoga stelah baca ini jadi mengerti maksa sahabat, bisa lebih menghargai persahabatan dan gak salah pilih sahabat

Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya mikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.

Cuma segitu arti persahabatan ??

Suatu hari saya menyatakan A adalah sahabat saya. Ketika A ditanyakan, siapa sahabat kamu, A menjawab B, C, D, namun tidak menyebutkan nama saya. Dari sini saya mencoba memikir ulang. Apakah saya bukan termasuk sahabatnya? Apa saya bukan sahabat yang baik? Hal ini sering terbesit dalam pikiran saya Teman saya banyak. Saya pergi dengan teman-teman yang berbeda. Namun apakah mereka adalah sahabat saya? Karena terkadang teman untuk hang out berbeda dengan sahabat.

Ada seorang sahabat saya mengirim sms pernyataan, “Saya nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Saya cuma berharap suatu hari nanti kalo dengar nama saya, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat saya.” Damn! Itu benar-benar merasuk ke hati saya. Itulah kata-kata yang saya cari. Saya tidak butuh pernyataan apa-apa. Tapi ketika ada orang menyebutkan nama saya, ia akan bilang “Chika adalah sahabat saya”. Saya nggak perlu menyebutkan siapa-siapa aja sahabat saya, because you know who you are. Buat saya, sahabat adalah orang yang menganggap saya sebagai sahabat. Kita tidak perlu nyebutin sahabat saya adalah A, B, C, D, E. Karena 1 nama saja terlupakan, orang itu pasti akan sedih. Begitupun sebaliknya. Kalo sahabat kamu menyebutkan nama-nama sahabatnya namun lupa untuk menyebutkan nama kamu, kamu pasti sedih. Karena itu saya cuma bisa dibilang orang-orang yang merupakan sahabat saya adalah orang-orang yang menganggap saya sebagai sahabat.

Berikut adalah kutipan pernyataan dari seorang sahabat:

Seorang teman tetap memberi ruang gerak pribadi, privacy sebagai seorang manusia. Dan kita akan berasa deket dengan dia walaupun ga ketemu dan ga kontak dalam waktu yang lama. Karena pertemanan itu pada dasarnya dari ikatan hati. Ga bakal ilang walaupun dimensi jarak memisahakan kita. Kita harus mengkui bagaimanapun juga kita ga bisa menghilangkan dia dari hati kita. Dan tanpa teman, kita ga akan seperti sekarang ini.

MACAM-MACAM HATI from Panglima Kholid Al-Jawi

بسم الله الرحمن الرحيم

Karna hati disifati dengan hidup dan mati; menurut penyifatan tersebut ia terbagi menjadi tiga macam yaitu, hati yang sehat atau bersih, hati yang mati, dan hati yang sakit.

1. Hati yang sehat adalah hati yang bersih dan pada hari kiamat nanti, tidak akan selamat kecuali orang yang mengharap kepada Alloh dengan hati yang bersih itu, Alloh berfirman,

‘’(yaitu) pada hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang mengharap kepada Alloh dengan hati yang bersih,’’ (Asy-Syu’ara:88-89)

Pendapat lain mendefinisikannya: ia adalah hati yang bebas dari semua keinginan yang bertentangan dengan perintah Alloh dan larangan-Nya, steril dari semua kesamaran yang bersebrangan dengan kebaikan, sehingga dia bebas dari penyambah segala sesuatu selain Alloh, dan steril dari mengidolakan seseorang selain Rasul-Nya, karnanya , ibadahnya tulus hanya untuk Alloh, baik dalam hal kehendak, mahabbah (cinta), tawakal, taubat, kepatuhan, rasa takut, maupun pengharapan. Amalnya pun ikhlas hanya untuk Alloh, jika dia mencintai, dia mencintai karna Alloh, bila dia membenci, dia membenci karna Alloh, apabila ia memberi ia memberi karana Alloh, dan jika tidak memberi, ia tidak memberi adalah karna Alloh, dan ini belum cukum baginya hingga dia bebas dari kepatuhan dan menjadikan idola selain Rasul-Nya; hatinya sudah mengikat perjanjian yang kokoh untuk menyempurnakan dan mengikuti beliau semata, menolak siapa pun selain Rasulalloh dalam perkataan dan perbuatan; dia tidak akan mau menerima akidah, perkataan, atau perbuatan apapun, Alloh swt berfirman,

‘’Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Alloh dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha mendengar lagi Maha mengetahui.’’ (Al-Hujurat:1)

2. Hati yang mati adalah lawan dari hati yang sehat, ia tidak mengenal Alloh dan tidak pula menyembah-Nya, tidak patuh pada perintah-Nya, tidak mencintai, dan tidak menyukai-Nya. Sebaliknya dia berdiri tegak bersama dan membela semua keinginan dan kesenagan hawa nafsunya, meskipun akan mengakibatkan kemurkaan Alloh dan kemarahan-Nya. Dia tidak peduli, asal dapat memenuhi semua keinginan dan kesenagannya, baik Alloh Ridho atau murka. Ia menyembah selain Alloh, jika mencintai, ia mencintai karna hawa nafsu, bila membenci, ia membenci karna hawa nafsunya, bila ia memberi, ia memberi karna hawa nafsunya, dan jika dia tiak memeri, ia tidak memberi karna mengikuti hawa nafsunya.Jadi lebih mempertuhankan hawa nafsunya, dan lebih mengutamakannya ketimbang mencari ridho Alloh; hawa nafsu menjadi pemimpinnya, keinginan menjadi komandonnya, kebodohan menjadi penuntunya, dan kelalian menjadi kendaraannya; dia tengelam dalam memikirkan cara untuk mendapatkan semua tujuan duniawinya, dan mabuk dalam meperturutkan hawa nafsu dan cintanya pada dunia; ia di seru kepada Alloh dan kekampung akhirat dari tempat yang jauh sehingga ia tidak mampu menerima nasihat para pemberi nasihat; ia justeru mengikuti setiap langkah setan pendurhaka; dunialah yang membuatnya marah dan membuatnay senag; hawa nafsulah yang membuatnya tuli dan membutakan matanya dari segala sesuatu selain kebatilan. Mendekati pemilik hati seperti ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun, dan berteman dengannya adalah kebinasaan.

3. Hati yang sakit adalah hati yang hidp tetapi mengidap suatu penyakit, penyakitlah yang menguasainya, dan meliputi kehidupannya, dan ia akan dikuasai oleh pemenag diantara keduanya; ia mengandung mahabatulloh (Mencintai Alloh), keimana kepada-Nya, ikhlas untuk-Nya, dan tawakal atas-Nya, sekedar menjadikannya hidup, dan ia juga mengandung cinta dan keinginan hawa nafsu, mengutamakannya, berambisi untuk mendapatkannya, hasad, sombong, dan ujub, yang akan mengantarkannya kepada kebinasaan dan kehancuran; ia diseru oleh dua penyeru: seorang menyerunya kepada Alloh dan Rasul-Nya serta kampung akhirat, dan seorang lagi menyerunya kepada dunia; ia akan merespon seruan penyeru yang lebih dekat.

Jadi Kesimpulannya adalah, Hati yang pertama, adalah hati yang hidup, khusyuk, lembut, dan sadar, sementara hati yang kedua, kering, gersang, dan mati, dan hati yang ketiga, sakit; bisa jadi ia lebih dekat kepada keselamatan , atau mungkin lebih dekat kepada kebinasaan.

والله أعلم

Rabu, 17 Maret 2010

Duhai Nabi Junjungan

kasih mu bersemi seluas samudera dunia
meniti d setiap kalam sang pencinta
menyelubungi setiap jiwa yg merindu
datangmu membawa sinar nan gemilang
pergimu meninggalkan kesan terbilang
mewarnai dunia dalam kerahmatan
terpancar sinar kebijaksanaan..
duhai kasih yg ku rindu
duhai kasih yg memanduku..
duhai kasih duhai jiwaku..
seluas lautan tak bisa menandingi
walau d hamparkan harta bertaburan
kasih mu tiada nilai dan tandingan..
di celahan2 duri dan panahan..
menyerbu jelas cahaya kebenaran..
duhai Nabi junjungan
risalahmu meluas bertebaran
di setiap penjuru dunia
namamu dilaung dan diulang
sunnahmu menjadi ikutan
mengenangkan sirahmu yg amat gemilang..
duhai kekasih Allah
aku rindu pada sinar bersih wajahmu
aku rindu berdamping denganmu
rindu pertemuan denganmu..
moga ditakdirkan buatku..
pertemuan bahagia denganmu..
di negeri kekal abadi..
amin ya Robbal alamin...

Sejarah Marawis

Kesenian hajir marawis ini telah berusia kurang lebih 400 tahun yang semula berasal dari kawasan Kuwait, mula2 alat ini hanya terdiri dari 2 jenis alat permainan saja yaitu hajer dan marawis dengan ukuran yang tidak seperti saat ini kita lihat, melainkan semacam sebuah rebana dengan berukuran cukup besar yang kedua sisinya dilapisi oleh kulit Binatang. dan alat ini dimainkan oleh beberapa orang yang di iringi dengan tari-tarian. Namun kesenian ini tidak populer di negara kuwait sehingga sedikit sekali orang yang memahami bahwa kesenian ini bermula/berasal dari negara kuwait.

ketika Kesenian ini mulai dikenal di negara yaman maka kesenian ini pun Diadopsi oleh negara Yaman, sehingga Kesenian ini menjadi populer, hal ini disebabkan alat musik yang ada di modifikasi sedemikian rupa agar menjadi lebih menarik. maka dirubahlan sedikit demi sedikit alat musik yang bermula berukuran besar menjadi ukuran yang sedang yang seperti saai ini kita lihat yaitu ukuran hajir yang cukup besar (seperti gendang) dan Marawis yang ukurannya lebih kecil dari hajer. Di daerah Yaman kesenian ini sering kali dimainkan pada saat perayaan tertentu, yaitu Perayaan perkawinan, Maulid nabi saw, Khitanan, dsb.... dan lebih kesenian ini menajdi lebih sangat populer karena pernah dimainkan untuk menyambut tamu yang berasal dari luar Yaman sebagai kesenian penghormatan.

Kesenian hajer marawis ini hampir identik dengan dengan kesenian Sufi karena setiap Syair yang dibawakn mengandung Puji2an Kepada Rasulullah beserta keluarga, para Auliya dan Permohonan doa kepada Allah SWT. Sehingga sering kali apabila kesenian ini dimainkan di depan para Auliya maka akan muncul Karamah-karamah dari auliya tersebut.

Mengenai Sejarah masuknya kesenian Hajer Marawis ke Indonesia, pertama kali kesenian ini dibawa oleh para Ulama-Ulama Hadramout (yaman) yang ingin berdakwah ke Indonesia dan dipentaskan pertama kali di Kota Madura, hal ini terjadi sekitar tahun 1892. selain di Kota madura kesenian ini juga dibawa ke daerah Bondowoso (kawasan kecil yang terletak di ujung timur Propinsi Jawa Timur) dan kesenian ini menjadi popluer di kota bondowoso karena antusias masyarakat di bondowoso yang ingin mempelajari dan menekuni kesenian ini. sehingga sampai saat ini Diakui oleh seluruh pemerhati kebudayaan Hajaer marawis bahwa Kesenian Hajir Marawis Pupoler pertama kali di Bondowoso.

Mengenai Alat Hajer marawis ini sendiri, sejak di Populerkan di bondowoso maka terjadi penambahan alat musik Yaitu berupa Seruling. sehingga Para penari yang ingin berzafin akan lebih menikmati gerakan yang di iringi launan Suara seruling.

Sebenarnya Alat musik Hajer Marawis yang benar hanya terdiri dari 3 jenis alat yaitu :
1. Hajir ( berdiameter +/- 45 Cm dengan panjang +/-65 Cm)
2. Marawis ( berdiameter +/- 20 Cm dengan panjang +/- 19 Cm)
3. Seruling ( berdiamter 2,5 -3 Cm dan panjang 35 cm, kedua sisi suling ini tidak ada penyumbat, dan lubang nada sendiri berjumlah 6)

sedangkan Dumbuk / Tamborin "BUKAN" merupakan bagian dari alat Hajer marawis. alat musik ini adalah merupakan dari alat musik Gambus. namun banyak orang yang salah kaprah Khususnya para kesenian Hajer marawis Jakarta bahwa alat2 tsbt merupakan bagian dari permainan kesenian tersebut.


Sedangkan untuk Pukulan dari hajer Marawis ini memiliki 2 model yaitu :
1. Pukulan Madhal
(pukulan ini terdiri dari dua jenis Pukulan yaitu Madhal A dan madhal B dan biasanya jenis pukulan ini digunakan untuk Tarian dengan irama yang cukup lambat)

2. Pukulan Mahraj
(pukulan jenis ini digunakan untuk tarian dengan irama cepat)


Sedangkan untuk cara/jenis memukulnya terdapat beberapa macam :
1. untuk Marawis
a. Pukulan A.1
b. Pukulan A.2
c. Pukulan Penengah (Ngerapak)
d. Pukulan Marfa' ( pukulan konstan untuk mengikuti irama Hajer, biasa dikenal dengan irama "TUNG" )

2. Untk Hajer
a. Pukulan Madhal A
b. Pukulan Madhal B
c. Pukulan Makhraj

sedangkan untuk jumalh pemain ini tidak terbatas jumlahnya, bisa dimainkan 5 - 7 orang atau lebih, tergantung ingin meramaikan suasana saja.

kebetulan AL Faqir saat ini berdomisili di jakarta dan begabung dengan saah satu kelompok Kesenian hajer marawis yang ASLI dari bondowoso. mungkin untuk mempererat tali silaturahmi antara sesama pecinta Hajer marawis ini kita dapat mengadakan latihan bersama.

Walafu Minkum........